MATEMATIKA MODEL
IDENTITAS
disusun guna
melengkapi tugas matakuliah Matematika Model
Dosen pengampu : Prof.
Dr. Marsigit, M.A.
Disusun
oleh:
SRI SURYANINGTYAS (15709251075)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2016
Identitas
(Identity)
Teori identitas dikemukakan oleh
Sheldon Stryker (1980). Teori ini memusatkan perhatiannya pada hubungan saling
mempengaruhi di antara individu dengan struktur sosial yang lebih besar lagi (masyarakat).
Individu dan masyarakat dipandang sebagai dua sisi dari satu mata uang.
Seseorang dibentuk oleh interaksi, namun struktur sosial membentuk interaksi.
Dalam hal ini Stryker tampaknya setuju dengan perspektif struktural, khususnya
teori peran. Namun dia juga memberi sedikit kritik terhadap teori peran yang
menurutnya terlampau tidak peka terhadap kreativitas individu.
Teori Stryker mengkombinasikan
konsep peran (dari teori peran) dan konsep diri (dari teori interaksi
simbolis). Bagi setiap peran yang kita tampilkan dalam berinteraksi dengan
orang lain, kita mempunyai definisi tentang diri kita sendiri yang berbeda
dengan diri orang lain, yang oleh Stryker dinamakan “identitas”. Jika kita
memiliki banyak peran, maka kita memiliki banyak identitas. Perilaku kita dalam
suatu bentuk interaksi, dipengaruhi oleh harapan peran dan identitas diri kita,
begitu juga perilaku pihak yang berinteraksi dengan kita.
Intinya, teori interaksi simbolis
dan identitas mendudukan individu sebagai pihak yang aktif dalam menetapkan
perilakunya dan membangun harapan-harapan sosial. Perspektif iteraksionis tidak
menyangkal adanya pengaruh struktur sosial, namun jika hanya struktur sosial
saja yang dilihat untuk menjelaskan perilaku sosial, maka hal tersebut kurang
memadai.
Identitas itu sementara, karena ia
akan berubah. Konsep-konsep identitas, seperti ras, suku, agama, profesi dan
aliran pemikiran, adalah ciptaan dari pikiran manusia. Orang bisa menjadi
bagian dari suatu ras, suku atau agama, tetapi ia juga bisa melepaskan diri
dari semua label tersebut, jika ia mau. Bahkan, karena luasnya pergaulan
seseorang, ia bisa begitu saja mengubah seluruh identitasnya. Identitas juga
rapuh. Ia begitu mudah berubah. Ia amat sementara. Berbagai hal bisa mendorong
orang mengubah identitasnya, atau bahkan melepasnya sama sekali.
Identitas
adapula yang bersifat melekat dalam diri. Itu artinya identitas bersifat tetap.
Tetap dalam identitas mencerminkan suatu kekhasan yang membedakan antara satu
dengan lainnya. Parmenides (540 - 575 SM) terkenal sebagai bapak ‘Filsafat ada’
(philosophy of to be). Filsafatnya
adalah, “yang realitas dalam alam ini hanya satu, tidak bergerak dan tidak
berubah alias tetap”. Dasar pemikirannya adalah yang ada itu ada, yang mustahil
adalah tidak ada. Parmenides tidak mendefinisikan apa yang dimaksud "yang
ada", namun menyebutkan sifat-sifatnya. Menurut Parmenides, "yang
ada" itu bersifat meliputi segala sesuatu, tidak bergerak, tidak berubah,
dan tidak terhancurkan. Selain itu, "yang ada" itu juga tidak
tergoyahkan dan tidak dapat disangkal. Hal ini berarti bahwa di dalam realitas
ini penuh dengan yang ‘ada’. Jadi tidak ada yang lain termasuk yang ‘tidak
ada’, karena yang tidak ada itu di luar jangkauan akal dan tidak dapat
dipahami. Karena yang ‘ada’ bersifat tetap, maka adanya hanya satu dan tak
mungkin ada bermacam-macam. Sebagai konsekuensinya, yang ‘ada’ tidak berawal
dan tidak mengalami keakhiran. Oleh karena yang ‘ada’ itu satu, maka tidak
mungkin terbagi-bagi. Karena pendapatnya yang mengatakan bahwa ‘yang ada itu
ada dan yang tidak ada memang tidak ada’, Parmenides pun dikukuhkan sebagai
peletak landasan dasar metafisika. Parmenides sama sekali menolak pengetahuan
indera sebagai kebenaran, seperti yang diakui oleh Herakleitos. Pengetahuan
yang benar adalah pengetahuan akal, karena bersifat umum, tetap, dan tidak berubah.
Sedangkan pengetahuan indera adalah pengetahuan yang sama sekali keliru. Oleh
karena itu, kebenaran adalah sesuatu yang bersifat tetap.
Dalam matematika identitas disebut
juga unsur kesatuan atau modulus. Berikut ini beberapa elemen identitas yang ada
dalam matematika:
1. Elemen
Identitas pada Penjumlahan
Dalam operasi penjumlahan, angka 0
disebut unsur netral atau elemen identitas dalam penjumlahan. Karena, setiap
bilangan yang dijumlahkan dengan 0 hasilnya adalah bilangan itu
sendiri.
Contoh:
4 + 0 = 0 + 4 = 4
6 + 0 = 0 + 6 = 6
11 + 0 = 0 + 11 = 11
a + 0 = 0 + a = a
6 + 0 = 0 + 6 = 6
11 + 0 = 0 + 11 = 11
a + 0 = 0 + a = a
2. Elemen
Identitas pada Perkalian
Dalam operasi perkalian, angka 1
disebut unsur netral atau elemen identitas dalam perkalian. Karena, setiap
bilangan yang dikalian dengan 1 hasilnya adalah bilangan itu sendiri.
Contoh:
4 x 1 = 1 x 4 = 4
6 x 1 = 1 x 6 = 6
11 x 1 = 1 x 11 = 11
a x 1 = 1 x a = a
4 x 1 = 1 x 4 = 4
6 x 1 = 1 x 6 = 6
11 x 1 = 1 x 11 = 11
a x 1 = 1 x a = a
Sumber:
http://dewianggraini7789.blogspot.com/2012/09/aliran-filsafat-dan-perkembangannya.html